Muslim dari seluruh dunia berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam selama bulan Ramadhan. Puasa bukan hanya tentang memberi istirahat tetapi juga banyak berkaitan dengan kesehatan mental. Selama berpuasa di bulan suci Ramadhan, umat Islam juga harus mengendalikan emosi mereka yang terkait dengan hal-hal duniawi seperti kemarahan.
10 Hal yang Tidak Dilakukan Selama Ramadhan
Telah ditunjukkan dalam sebuah penelitian bahwa puasa meningkatkan kesehatan emosional dan mental. Puasa memiliki efek meningkatkan suasana hati karena ketika kita lapar tubuh melepaskan beberapa bahan kimia untuk melindungi otak. Bahan kimia ini juga meningkatkan mood.
Untuk mendapatkan manfaat psikologis dari puasa, seseorang harus melatih pengendalian atas semua emosi negatif dan mempersembahkan semua kewajiban agama. Meninggalkan makanan saja tidak dapat membantu Anda mendapatkan manfaat puasa di pikiran Anda. Puasa di bulan Ramadhan dapat mengobati kecemasan dan depresi. Ini meningkatkan kualitas tidur Anda dan memberi Anda kedamaian dan kegembiraan mental.
Cara Memanfaatkan Manfaat Ramadhan untuk Kesehatan
Lihat manfaat psikologis puasa
Setelah minggu pertama Ramadhan kita bisa merasakan perubahan dalam pikiran kita. Menjadi tenang, damai dan bahagia. Namun, di minggu pertama tubuh kita mulai beradaptasi dengan mode puasa ini dengan melepaskan hormon dan zat kimia seperti adrenalin, dopamin, hormon steroid.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa mengurangi gejala depresi dan kecemasan hanya setelah beberapa hari. berdasarkan sebuah studi. Puasa di bulan Ramadhan melepaskan lebih banyak endorfin di otak yang membuat Anda bahagia dan gembira. Selama Ramadhan ada efek gabungan dari iman dan puasa yang membantu untuk mengobati depresi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa meningkatkan kualitas tidur. Orang yang berpuasa mendapatkan tidur yang lebih baik tanpa terbangun di antaranya. Setelah seminggu berpuasa, Anda dapat menemukan peningkatan kualitas tidur Anda. Tidur yang lebih baik akan menghasilkan suasana hati yang lebih baik.
Telah terlihat bahwa menghidupkan kembali sakit kepala migrain dan juga mengurangi episode migrain. Banyak peneliti menemukan bahwa puasa meningkatkan kadar serotonin yang tersedia di otak, sehingga membuat Anda bahagia, rileks, dan mencegah migrain.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa praktik doa, iman, dan spiritualitas di bulan Ramadhan melibatkan dan mengubah banyak area otak. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan PET (Positive Emission Tomography) otak telah menunjukkan bahwa selama kegiatan keagamaan merangsang korteks prefrontal otak yang menentukan kepribadian, ekspresi, pengambilan keputusan, fungsi kognitif, dll.
Puasa menghilangkan rasa takut, amarah, dan agresi dengan mematikan bagian amigdale otak Anda. Bagian otak ini berkaitan dengan emosi negatif yang mencatat ketakutan dan kemarahan dengan memantau lingkungan dari ancaman dan bahaya.
Para ilmuwan telah membuktikan bahwa puasa dan aktivitas keagamaan memberikan perasaan tenang, damai, cinta, dan kegembiraan yang intens karena neurotransmiter rangsang dan penghambat dilepaskan di otak untuk menunjukkan efek emosionalnya.