Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
* Gereja menekankan kesopanan dan kesederhanaan: Ini berarti menghindari ornamen yang berlebihan dan fokus pada kecantikan batin. Apakah makeup cocok dengan kategori ini adalah masalah interpretasi dan konteks pribadi.
* Gereja menekankan pentingnya fokus pada spiritual: Beberapa berpendapat bahwa fokus yang berlebihan pada penampilan fisik dapat mengalihkan perhatian dari pertumbuhan spiritual.
* Gereja mendorong kebersihan yang baik dan menjaga diri sendiri: Ini termasuk perawatan dan menggunakan kosmetik untuk perawatan pribadi.
Pada akhirnya, keputusan apakah akan memakai riasan atau tidak. Katolik harus mempertimbangkan hati nurani mereka sendiri, ajaran Gereja, dan konteks situasi ketika membuat keputusan ini.
Berikut beberapa poin tambahan yang perlu dipertimbangkan:
* Intent: Niat di balik memakai riasan itu penting. Jika itu dilakukan untuk meningkatkan keindahan alam atau mengekspresikan kreativitas, itu mungkin tidak bermasalah. Jika itu dilakukan untuk menarik perhatian atau tampak lebih menarik daripada yang lain, itu bisa dianggap tidak pantas.
* Moderasi: Seperti halnya banyak hal dalam hidup, moderasi adalah kuncinya. Mengenakan riasan minimal untuk perawatan pribadi mungkin dapat diterima, sementara penggunaan berlebihan dapat dianggap berlebihan dan mengganggu.
* Konteks: Konteks situasinya juga penting. Mengenakan riasan untuk acara khusus atau acara profesional mungkin dapat diterima, sambil memakainya ke gereja atau layanan keagamaan mungkin tidak pantas.
Penting untuk diingat bahwa Gereja Katolik tidak memiliki aturan khusus terhadap makeup. Keputusan apakah akan memakainya atau tidak, itu adalah keputusan pribadi yang harus dibuat dengan pertimbangan untuk iman, nilai -nilai pribadi, dan konteks situasi.