* Riasan bukan tema sentral: Alkitab terutama berfokus pada masalah spiritual, iman, dan moralitas. Itu tidak mempelajari secara spesifik mode atau perhiasan pribadi.
* Interpretasi yang berbeda: Budaya kuno, termasuk yang disebutkan dalam Alkitab, memiliki kebiasaan mereka sendiri mengenai praktik kecantikan. Apa yang mungkin kita anggap "makeup" hari ini bisa berbeda pada saat itu.
* fokus pada kecantikan batin: Alkitab sering menekankan keindahan batin, karakter, dan kebenaran atas penampilan fisik. Sebagai contoh, Amsal 31 menggambarkan seorang wanita yang berbudi luhur, menyoroti kebijaksanaan, kebaikan, dan kekuatannya, daripada atribut fisiknya.
Namun, ada beberapa bagian yang menyebutkan penggunaan kosmetik:
* Esther 2:7: Perikop ini menggambarkan Esther menggunakan perawatan kecantikan, yang beberapa orang ditafsirkan sebagai makeup, untuk mempersiapkan perannya sebagai ratu.
* 2 Raja 9:30: Ayat ini menyebutkan Jezebel melukis matanya, sebuah praktik yang dapat diartikan sebagai menggunakan eyeliner atau riasan mata lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa ayat -ayat ini tidak mengidentifikasi seorang wanita "pertama" yang mengenakan makeup. Mereka hanya menyebutkan praktik sebagai bagian dari norma budaya pada saat itu.
sebagai kesimpulan: Meskipun Alkitab tidak secara eksplisit menyebutkan seorang wanita pertama yang memakai riasan, itu memang berisi referensi untuk penggunaan kosmetik di zaman kuno. Namun, penekanannya tetap pada pentingnya kecantikan dan karakter batin.