Love Beauty >> Cinta keindahan >  >> Kesehatan dan Kebugaran >> Masalah Wanita

Menopause:Dampak Emosional &Psikologis

Menopause, yang secara harafiah berarti berhentinya menstruasi, merupakan tahap dalam kehidupan seorang wanita ketika kapasitas reproduksinya telah berakhir. Ada banyak perubahan hormonal yang menyebabkan berhentinya menstruasi. Penyebab utamanya adalah penurunan estrogen.

Perubahan Hormon

Secara tradisional diasumsikan bahwa depresi dan masalah psikologis lainnya adalah penyebab langsung menopause. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini belum tentu benar. Para peneliti telah menemukan peningkatan insiden depresi pada wanita mulai dari usia 35 hingga 43 tahun, yang jauh sebelum menopause. Dalam kebanyakan kasus, menopause terjadi antara 49 dan 51, meskipun beberapa wanita mungkin mengalaminya sebelum 40.

Sebagian besar perubahan hormonal terjadi selama beberapa tahun sebelum menopause, yang disebut sebagai tahap perimenopause. Perubahan ini dapat meningkatkan produksi serotonin, zat kimia di otak yang berhubungan dengan depresi. Inilah sebabnya mengapa perubahan suasana hati tidak jarang terjadi selama periode ini. Perubahan hormonal lainnya selama tahap perimenopause adalah penurunan kadar estrogen.

Dampak Psikologis &Emosional

Estrogen, yang terkait dengan depresi, menjelaskan mengapa tingkat depresi lebih tinggi pada wanita daripada pria. Namun, karena tingkat estrogen menurun sebelum menopause, risiko depresi juga akan berkurang.

Meningkatnya tingkat depresi yang dihadapi selama menopause menunjukkan bahwa sebenarnya bukan perubahan hormonal, tetapi dampak psikologis yang terkait dengan tahap ini yang menyebabkan masalah. Bagi kebanyakan wanita, perubahan status dan kesuburan yang terkait dengan menopause memengaruhi berbagai aspek lain, seperti cara mereka memandang diri sendiri dan seksualitas mereka.

Menopause juga dikaitkan dengan beberapa perubahan pada jaringan tubuh. Jaringan payudara menjadi kurang kencang, sedangkan organ genital menjadi lebih kecil. Antara 50% dan 75% wanita yang mengalami menopause mengalami hot flushes, yang terdiri dari kenaikan suhu tubuh yang singkat disertai dengan keringat dan kulit memerah. Rasa panas pada wajah ini dapat menyebabkan tidak hanya ketidaknyamanan fisik, tetapi juga ketidaknyamanan sosial dan gangguan tidur sesekali.

Sikap

Sementara semua orang setuju bahwa menghadapi semua perubahan fisik yang terjadi selama menopause tidaklah mudah, kebanyakan psikolog merasa bahwa depresi selama tahap ini lebih merupakan masalah sikap. Perubahan yang terkait dengan menopause dapat dilihat dari sudut yang berbeda. Selama tahap ini, perempuan dapat mengeksplorasi kreativitas dan potensi sosial mereka dan memperluas kontribusi mereka kepada masyarakat. Fakta bahwa mereka sekarang dibebaskan dari rasa takut akan kehamilan memberi mereka kesempatan untuk meremajakan kehidupan seks mereka. Sayangnya, kebanyakan wanita merasa bahwa akhir dari kesuburan mereka adalah akhir dari seksualitas mereka juga.

Psikolog menyatakan bahwa wanita yang memiliki sikap positif terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya terlihat lebih sehat dan cenderung memiliki minat yang meningkat terhadap seks. Sebaliknya, mereka yang percaya pada mitos bahwa menopause adalah akhir dari kewanitaan mereka, mulai kehilangan daya tarik dan vitalitas serta terlihat lebih tua. Penelitian lain telah membuktikan bahwa sikap negatif terhadap menopause juga meningkatkan gejala tidak menyenangkan yang terkait dengannya, seperti hot flashes, kelelahan, keringat malam, gangguan tidur, dan nyeri.

Sue Taylor adalah webmaster situs yang didedikasikan untuk dampak pada wanita yang mengalami menopause. Lihat http://www.menopausesite.info