Obat-obatan farmasi yang digunakan untuk mengobati Candida, dapat menyebabkan pasien menderita efek samping berikut:Gatal-gatal, gatal-gatal, bengkak, diare, sakit perut, mual, ruam, atau penurunan tekanan darah. Laporan telah muncul mengenai pemberian obat-obatan farmasi seperti:Diflucan, Mycostatin, Nilstat, Nystex, dan Gemfibrozil. Efek samping merupakan faktor malang yang tidak pernah bisa diantisipasi. Karena fakta bahwa beberapa obat mengandung gula, mereka mungkin tidak cocok untuk penderita diabetes. Selain itu, beberapa obat yang tercantum di atas, juga dapat meningkatkan efek obat resep lainnya, sehingga menimbulkan efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu, saat meresepkan antikoagulan, insulin, obat diabetes oral, atau obat penurun kolesterol, dokter harus memantau pasien dengan cermat untuk memastikan benar-benar tidak ada gejala kontra indikasi.
Selain efek samping berbahaya dari obat resep, yang digunakan untuk mengobati Candida, banyak obat resep sebenarnya dapat berkontribusi pada proliferasi Candida. Penggunaan steroid (kortison), pil KB, antasida, obat anti maag, dan antibiotik dapat menyebabkan ragi Candida berkembang biak di dalam tubuh. Faktor lain untuk pertumbuhan Candida adalah diet yang sangat tinggi gula. Karena gula dimetabolisme dengan cepat oleh jamur (terutama ragi), pertumbuhan bakteri ramah dicegah.
Konsultasi dengan dokter medis atau dokter holistik benar-benar satu-satunya cara untuk menentukan pengobatan terbaik untuk setiap individu. Jika pengobatan tradisional gagal mengatasi Candida, yang sering menjadi masalah berulang—terapi pengobatan alternatif sudah tersedia.
DR. BRIAN MARTIN, D.C., F.I.A.M.A., ADALAH KIROPRAKTOR DAN AKUPUNKTUR BERLISENSI
.
SITUS WEB:http://www.candidadoctor.com
EMAIL:[dilindungi email]
TELEPON:1-800-611-2001