Satu setengah abad tidak akan pernah membuat gerabah saya berkilau, bahkan
jika dijelajahi dan dilupakan di dasar sungai.
Saya gerabah lahir putri dari rumah diambil istri dari
manusia diciptakan ibu bangsa, beban terlalu besar untuk menanggung hanya
seperti gerabah ini saya keseimbangan di kepala saya.
Gadis muda ini mekar di sinar masa muda gigiku
putih kapur payudaraku, mangga, siap dipetik pada musimnya,
merah dan matang.
Melewati perjalanan saya dari sungai dalam tindakan keseimbangan yang terampil,
para pria mengendus aroma kain akwete saya, seperti kambing jantan
dalam hasrat panas yang menetes dari mata mereka untuk membentuk kolam di
kaki. Mereka berkata kepada saya:"Nne datang dan sambut saya." Pria jantan
mereka ingin membuktikan kejantanannya.
Saya adalah tembikar yang diseimbangkan pada rambut yang dikepang dengan hati-hati yang sangat dicari
setelah pertama kali dicetak dengan pembuat tembikar yang terampil menguleni
jari, sebuah karya seni yang menarik perhatian, pertama kali ditunjuk pada
hari pasar yang ditinggalkan ketika retak dan pecah, isinya
tumpah.
(Dikutip dari “Tanpa Nama” kumpulan puisi karya Val
.K., segera hadir.)
Val .K. adalah seorang penyair, dan pecinta alam. Kumpulan puisinya
“Tanpa Nama” akan segera diterbitkan oleh AuthorHouse, U.S.A.
Untuk kontak pribadi, kirim email ke:
[email protected]