Batu telah dipakai baik oleh wanita maupun pria sejak zaman
prasejarah. Seperti halnya pada perhiasan zaman modern, batu-batu indah
langka dan berwarna-warni, paling sering menjadi ciri dominan dari sebuah
sepotong dengan pengaturan logam untuk ornamen.
Batu yang digunakan dalam pembuatan perhiasan halus umumnya
dibagi menjadi dua kelas yaitu batu mulia dan batu semi mulia
.
Istilah-istilah ini banyak digunakan dalam dunia komersial perhiasan
ketika mempertimbangkan variasi dan nilai. Sementara nilai artistik
hanya masalah pendapat, nilai sebuah batu adalah apa yang akan
bawa ke pasar. Perlu juga disebutkan bahwa banyak
orang, kolektor dan konsumen umum, lebih memilih yang langka
daripada yang cantik.
Batu-batu ini hanyalah batuan (mineral) yang diambil dari bumi,
dan setelah disempurnakan oleh para pengrajin yang memotong dan
menggosok, yang terbaik dan terlangka dari mereka adalah apa yang kita sebut permata.
Batu Mulia
Batu yang paling berharga adalah berlian, zamrud, rubi, dan
safir. Mutiara seringkali digolongkan dengan batu mulia.
Meskipun sebenarnya bukan batu, ia memiliki
tempat terhormat dalam perhiasan.
Batu Semi Mulia
Sejumlah besar batu yang digunakan dalam perhiasan dikenal sebagai
semi-mulia; yang paling penting adalah sebagai berikut:amethyst,
lapis-lazuli, turquoise, aquamarine, topaz, moonstone, peridot,
opal, turmalin, zirkon, chrysoberyl, alexandrite. Lainnya
kurang penting meskipun banyak digunakan adalah:chrysoprase, jade,
garnet, agate, azurite, malachite, bloodstone, coral, carnelian
dan masih banyak lagi. Batu-batu ini sementara relatif umum dan
murah sangat diperlukan untuk pekerja di perhiasan.
variasi warna pada batu-batu ini memungkinkan
menghasilkan desain artistik yang tidak biasa dan menyesuaikannya dengan
kepribadian dan kostum pemakainya. Untuk informasi
lebih detail mengenai batu permata, pembaca dapat merujuk ke “Gem
Batu” oleh G.F. Herbert Smith, juga "The Curious Lore of
Precious Stones," oleh George Frederick Kunz.