Desain kue pengantin tradisional sangat bervariasi
dari waktu ke waktu. Dulunya merupakan tanda kesuburan, kue pengantin
Kekaisaran Romawi terbuat dari gandum atau jelai. Kue kecil itu
kemudian dipecah di atas kepala pengantin wanita, merayakan kesuburannya.
Desain kue pengantin berubah dan menjadi tradisi
untuk menumpuk beberapa kue kecil di atas satu sama lain. Pengantin
lalu mencoba mencium di atas kue tanpa menjatuhkan
mereka. Ciuman yang sukses adalah pertanda baik, membawa
kemakmuran seumur hidup bagi pasangan baru.
Desain kue pengantin tradisional saat ini pertama kali muncul
pada tahun 1660-an. Koki Prancis yang mengunjungi London menghadiri
upacara penumpukan kue. Dia terkejut dengan cara kue
ditumpuk di atas satu sama lain, dan seberapa sering kue itu jatuh, jadi
dia menciptakan kue pengantin gaya es bertingkat yang kita kenal sekarang.
Kue pengantin lebih dari sekadar hidangan penutup di resepsi Anda.
Ini adalah simbol keberuntungan dan kebahagiaan pernikahan. Tamu Anda
selalu menikmati mengagumi kue pernikahan dan melahap kuenya
juga. Meski dengan bujet terbatas, Anda bisa menghadirkan
kue pengantin yang cantik. Opsi berbiaya rendah dapat mencakup membeli
kue bertumpuk dari toko roti lokal Anda dan mendandaninya sendiri.
Memesan kue dari kelas kue kering di sekolah kuliner
juga bisa menjadi pilihan. Ada juga supermarket dan klub grosir
yang mungkin menawarkan kue khusus dengan harga murah.