Video game telah ada selama tiga puluh tahun. Pada saat itu, teknologi komputer telah meningkat pada tingkat yang gila. Janji komputer dan video game sebagai guru jelas diakui pada 1980-an ketika ada dorongan nasional untuk memasukkan komputer ke dalam kelas. Pada tahun-tahun berikutnya, para peneliti menemukan bahwa perangkat lunak dan permainan pendidikan memang dapat memiliki beberapa efek yang sangat positif pada keterampilan akademik anak-anak. Selama periode yang sama, video game juga pindah ke rumah anak-anak. Anak-anak mulai bermain video game untuk waktu yang lebih lama, dan permainan itu sendiri menjadi lebih ganas dari waktu ke waktu. Orang tua, pendidik, dokter, dan peneliti mulai mempertanyakan apa dampak dari perubahan ini.
Di antara populasi sekolah dasar dan menengah, anak perempuan bermain rata-rata sekitar 5,5 jam/minggu dan anak laki-laki rata-rata 13 jam/minggu. Bermain game tidak terbatas pada remaja laki-laki. Anak-anak prasekolah berusia dua hingga lima tahun bermain rata-rata 28 menit/hari. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain video game meningkat, tetapi tidak dengan mengorbankan menonton televisi yang tetap stabil sekitar 24 jam/minggu.
Serupa dengan penelitian sebelumnya tentang televisi, data tentang kebiasaan video game anak-anak berkorelasi dengan faktor risiko kesehatan dan kinerja akademik yang lebih buruk. Saat permainan video game dianalisis untuk konten kekerasan, faktor risiko tambahan diamati untuk perilaku agresif dan desensitisasi terhadap kekerasan. Ini adalah kekhawatiran terbesar bagi anak-anak yang bermain video game dalam jumlah berlebihan setiap minggu.
Efek negatif dari video game ini termasuk namun tidak terbatas pada:obesitas, kejang yang disebabkan oleh video, dan gangguan postural, otot dan kerangka, seperti tendonitis, kompresi saraf, dan carpal tunnel syndrome. Namun, efek ini tidak mungkin terjadi pada kebanyakan anak. Penelitian hingga saat ini menunjukkan bahwa orang tua harus paling memperhatikan dua hal:jumlah waktu anak-anak bermain, dan konten permainan yang mereka mainkan. Anak-anak yang orang tuanya membatasi waktu bermainnya dan juga menggunakan rating video game untuk membatasi konten game memiliki anak-anak yang berprestasi lebih baik di sekolah dan juga lebih jarang berkelahi.
Bermain kekerasan Permainan berjam-jam setiap hari dapat menurunkan kinerja sekolah, meningkatkan perilaku agresif, dan meningkatkan keterampilan perhatian visual. Sebaliknya, orang tua harus menyadari bahwa video game dapat memiliki efek yang kuat pada anak-anak, dan oleh karena itu harus menetapkan batasan jumlah dan konten game yang dimainkan anak-anak mereka. Untuk alat permainan yang hebat, lihat Zygor Guides Review atau the Abundance Code Review