Orang-orang telah menggunakan spons untuk keperluan rumah tangga dan kebersihan selama berabad-abad. Spons buatan dikembangkan pada tahun 1940-an oleh perusahaan DuPont. Karena penampilannya yang menarik, ukuran yang seragam, dan daya serap yang unggul, spons ini sebagian besar telah menggantikan spons alami.
Sebuah spons menarik air ke dalam dirinya sendiri karena permukaannya adalah selulosa. Permukaan selulosa menarik molekul air karena lubang, celah, dan celah permukaan memungkinkan molekul air menempel. Sebaliknya, permukaan non-selulosa seperti lilin atau plastik tidak akan menyerap air karena tidak memungkinkan molekul air masuk melalui permukaannya. Dalam spons, air menyebar di sepanjang permukaan selulosa dan menjenuhkannya. Inilah yang membuat spons menyerap.
Spons alami adalah kerangka hewan laut sederhana. Sejak zaman kuno, mereka telah dipanen oleh penyelam dan dikeringkan untuk keperluan rumah tangga. Spons sintetis terbuat dari selulosa yang berasal dari pulp kayu, natrium sulfat dan serat rami. Pelembut kimia digunakan untuk memecah selulosa menjadi konsistensi yang tepat, dan pemutih serta pewarna memberi warna pada spons sintetis.
Spons alami adalah produk dari lingkungan, dan struktur kimianya telah ditentukan sebelumnya. Sebuah perusahaan yang membuat spons buatan, di sisi lain, memiliki kemampuan untuk menyesuaikan struktur kimia plastik spons. Dengan menyesuaikan ukuran lubang pada spons, produsen dapat merancang spons yang menarik air seefisien mungkin dengan massa plastik tertentu. Mereka juga dapat menyesuaikan ketebalan spons untuk memberikan elastisitas yang nyaman.