Cellophane, ditemukan pada awal 1900-an, kini telah berkembang untuk digunakan dalam semua aspek kehidupan kita; mulai dari memasak, melindungi makanan, hingga membungkus kado. Penemuan cellophane adalah kecelakaan yang sangat berguna. Saat ini, kemasan makanan, selotip, dan bahkan persediaan medis berutang pada penemuan plastik.
Pada tahun 1908, seorang ahli kimia Swiss, Jacques Brandenberger, mencoba membuat taplak meja anti noda saat bekerja di pabrik tekstil Prancis. Dia melapisi taplak meja dengan film viscose tetapi segera menyadari bahwa tidak ada yang akan membeli kain "plastik" ini. Dia memang menyadari bahwa film viscose ini memiliki kemungkinan lain. Sepuluh tahun kemudian, dia telah mengembangkan mesin yang akan menghasilkan apa yang dia sebut "cellophane'"-- "cello" dari selulosa dan "phane" dari "diaphane," yang dalam bahasa Prancis berarti "transparan." Pada tahun 1919, selofan didistribusikan secara publik dan, pada tahun 1927, film tersebut diperbaiki dengan pernis tahan air.
Selulosa mentah adalah blok bangunan dasar untuk pembuatan plastik. Selulosa mentah diperlakukan dengan alkali, seperti natrium hidroksida, dan kemudian dicampur dengan karbon sulfida. Campuran ini membentuk viscose, yang kemudian didiamkan selama beberapa hari. Setelah viscose menjadi tua, viscose didorong melalui celah ke dalam larutan asam encer. Setelah selulosa larut, terbentuk endapan, yang merupakan selulosa regenerasi yang dikenal sebagai selofan.
Cellophane awalnya dibuat dalam upaya untuk membuat taplak meja tahan noda. Idenya dengan cepat berkembang menjadi bungkus penutup bening yang dapat menampung dan menahan bahan, seperti dalam kemasan. Pada tahun 1927, pernis tahan air ditambahkan ke film yang memungkinkannya digunakan untuk mengawetkan makanan, karena kedap udara dan kedap air. Hari ini plastik digunakan dalam kemasan makanan, pembungkus kado dan kemasan kotak dan memiliki banyak aplikasi lainnya.
Cellophane, bila digunakan dengan benar, tidak berbahaya. Namun, banyak orang gagal menggunakan bahan dengan benar. Bahaya terbesar yang ditunjukkan selofan adalah bahaya mati lemas. Karena sifat selofan yang kedap udara, menghirupnya atau menutupi saluran udara Anda dapat menyebabkan mati lemas, terutama pada anak kecil dan hewan peliharaan. Pembakaran plastik menghasilkan asap yang mirip dengan pembakaran kayu, yang tidak mematikan tetapi dapat berbahaya bagi mereka yang memiliki paru-paru lemah.
Selulosa adalah rantai panjang molekul gula, yang dihubungkan bersama sedemikian rupa sehingga sangat kuat. Selulosa adalah blok bangunan utama dinding sel tumbuhan, serta banyak tekstil dan kertas. Rantai molekul gula terdiri dari tautan glukosa, yang memiliki gugus hidroksil yang tumbuh dari rantai. Rantai ini berliku, menghubungkan gugus hidroksil, untuk membentuk untaian semi-jalinan dengan daya tahan yang luar biasa.