Sebagai orang tua, Anda telah belajar banyak saat anak Anda bergerak dari bayi, merangkak, ke tahap mobile balita aktif. Sekarang setelah mereka lebih tua, dan mampu memahami arahan dan asosiasi sederhana, Anda bekerja menuju tujuan "tidak ada lagi popok". Anda akan mendapatkan banyak tips dan saran, beberapa di antaranya berharga, dan beberapa yang akan membuat Anda ragu-ragu tentang hal-hal seperti haruskah seorang balita memakai pull-up saat potty training?
Sekali lagi, kita kembali ke perdebatan popok sekali pakai versus kain, meskipun kuantitas keduanya agak berkurang pada usia 18-24 bulan, ketika sebagian besar anak berusaha untuk tetap kering sepanjang siang dan malam. Namun pertanyaan utamanya adalah kenyamanan, versus apa yang mungkin merupakan cara yang lebih baik dan lebih “alami” untuk membawa balita Anda ke kamar mandi saat ia perlu pergi.
Mengenakan celana training yang dibuat ekstra tebal dan menyerap keringat seringkali menjadi penghalang bagi anak yang tidak suka basah-basahan. Dengan kain, basah tetap dekat dengan kulit, di mana produk berbasis kertas sekali pakai cenderung menarik cairan, dan anak akan bermain dengan gembira, meskipun pull-up mereka basah kuyup.
Bahkan seorang anak kecil dapat menarik celana dalam berpinggang elastis, jadi tidak ada yang unik dalam versi sekali pakainya, kecuali polanya yang lucu, dan Anda juga bisa mendapatkannya di celana training. Apa yang mereka tarik ke bawah tidak akan menjadi masalah bagi seorang anak kecil, seperti halnya bagi orang tua. Jadi, ketika harus bertanya-tanya apakah seorang balita harus mengenakan pull-up saat melatih toilet, pertimbangkan biaya, kenyamanan, dan keberhasilan Anda dalam membuat anak mengakui "kecelakaan", yang pada akhirnya akan mencegah hal itu terjadi lagi.
Kunjungi http://www.babyandtoddlerville.com dan daftar untuk mendapatkan kiat mingguan gratis yang akan menghilangkan misteri dan ketakutan dalam mengasuh anak kecil Anda yang berharga.